ILMU PENGETAHUAN BAGAI CAHAYA DALAM GELAP

Minggu, 26 September 2010

Retensi IUD

Penurunan angka fertilitas total menunjukan suatu fakta bahwa pelaksanaan program KB di Indonesia telah mampu dan berhasil mengatasi laju pertumbuhan penduduk sebagai suatu masalah kependudukan di Indonesia. Angka fertilitas total (Total Fertilitas Rate=TFR) untuk Indonesia pada periode 1967-1970 sebesar 5,6 turun meniadi 3,33 pada periode 1985-1990 (BPS,1992) dan bahkan pada periode 1990—1995 turun meniadi 3,10 (Agung dan Harahap, 1992). Ananta, Lim dan Arifin (1990) telah memperlihatkan bahwa transisi fertilitas Indonesia telah memasuki tahap akhir, yaitu bahwa variabel penentu fertilitas akan makin di dominasi oleh variabel kontrasepsi dan makin kurang oleh variabel fertilitas alamiah (natural fertility) ataupun perkawinan.
Salah satu teknik kontrasepsi yang berkembang saat ini adalah IUD (intrauterine Device) atau alat kontrasepsi dalam rahim. IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama popularnya di masyarakat adalah spiral.
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya perdarahan (biasanya sedikit), bisa juga disertai dengan rasa mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. IUD juga dapat mempengaruhi keadaan haid, misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Meski demikian, sebagian besar akseptor tidak mengeluhkan gejala apa-apa, yang menyebabkan beberapa individu tidak melakukan control terhadap IUD, dan IUD berada dalam uterus dalam waktu yang lama.
IUD yang tertinggal di dalam rahim dalam waktu lama akan menyebabkan kesulian dalam pencabutan, sehingga IUD tetap tertinggal di dalam rahim. Keadaan ini disebut retensi IUD. IUD yang tertinggal terlalu lama di dalam rahim dan fungsinya tidak lagi diperlukan, atau keberadaannya mengganggu, maka perlu dilakukan pencabutan.

[download pdf lengkap]

0 komentar:

Posting Komentar